A.
SOSIALISASI DAN ILMU PENGETAHUAN
1.
PENGERTIAN
SOSIALISASI
Sosialisasi diartikan
sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
a.
Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah
proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana
cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi
dengan kelompoknya.
b.
Peter Berger
Sosialisasi adalah
suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c.
Paul B. Horton
Sosialisasi adalah
suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
d.
Soerjono
Soekanto
Sosialisasi adalah
proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Media Sosialisasi
Sosialisasi dapat
terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses
sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman
sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media yang
dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain media
massa dan lingkungan kerja.
a.
Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah
ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam
proses sosialisasi anak, antara lain :
1.)
berusaha dekat
dengan anak-anaknya
2.)
mengawasi dan
mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa tertekan
3.)
mendorong agar
anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk
4.)
memberikan
keteladanan yang baik
5.)
menasihati anak-anak
jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di luar batas
kejawaran.
6.)
menanamkan nilai-nilai religi baik dengan
mempelajari agama maupun menerapkan ibadah dalam keluarga.
b.
Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi
sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak
hanya membaca, menulis, dan berhitung saja namun juga mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalisme (universal) dan kekhasan
/ spesifitas (specifity).
c. Teman bermain (kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan
berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak
akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Puncak pengaruh teman
bermain adalah masa remaja. Para remaja berusaha untuk melaksanakan nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku bagi kelompoknya itu berbeda dengan nilai yang
berlaku pada keluarganya, sehingga timbul konflik antara anak dengan anggota
keluarganya. Hal ini terjadi apabila para remaja lebih taat kepada nilai dan
norma kelompoknya.
d. Media Massa
Media massa seperti media cetak, (surat kabar,
majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, film dan video).
Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi
pesan yang disampaikan.
Contoh :
Contoh :
1.)
Adegan-adegan
yang berbau pornografi telah mengikis moralitas dan meningkatkan pelanggaran
susila di dalam masyarakat
2.)
Penayangan
berita-berita peperangan, film-film, dengan adegan kekerasan atau sadisme
diyakini telah banyak memicu peningkatan perilaku agresif pada anak-anak yang
menonton.
3.)
Iklan
produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.
e. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja
merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi
pembentukan kepribadian seseorang.
1.)
Lingkungan kerja
dalam panti asuhan Orang yang bekerja di lingkungan panti asuhan lama kelamaan
terbentuk kepribadian dengan tipe memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sabar
dan penuh rasa toleransi.
2.)
Lingkungan kerja
dalam perbankan Lingkungan ini dapat membuat seseorang menjadi sangat penuh
perhitungan terutama terhadap hal-hal yang bersifat material dan uang.
Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi
Kesiapan atau
kematangan pribadi seseorang. Pendidikan yang diberikan pada anak mensyaratkan
bahwa sosialisasi memerlukan kesiapan dalam menjalani proses tersebut yaitu
potensi manusia untuk belajar dan kemampuan berbahasa.
Lingkungan/sarana sosialisasi : potensi manusia tidak dapat berkembang secara otomatis melainkan memerlukan lingkungan sosial yang tepat. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh : interaksi dengan sesama, bahasa, dan cinta/kasih sayang.
Lingkungan/sarana sosialisasi : potensi manusia tidak dapat berkembang secara otomatis melainkan memerlukan lingkungan sosial yang tepat. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh : interaksi dengan sesama, bahasa, dan cinta/kasih sayang.
3 Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan :
1. Interaksi dengan sesama : dalam interaksi diperlukan pertumbuhan kecerdasan, pertumbuhan sosial dan emosional, mempelajari pola-pola kebudayaan dan berpartisipasi dalam masyarakat. Melalui interaksi orang dapat belajar tentang pola perilaku yang tepat serta belajar hak, kewajiban dan tanggung jawab.
2. Bahasa : bahasa digunakan untuk mempelajari simbol - simbol kebudayaan, merumuskan dan memahami kebudayaan, memahami gagasan yang kompleks dan menyatakan pandangan maupun nilai seseorang.
3. Cinta / kasih sayang : cinta sangat diperlukan untuk kesehatan mental dan fisik seseorang. Lingkungan dimana ia tinggal sangat berpengaruh pada sosialisasi. Lingkungan yang “buruk” akan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Contoh : Dari keluarga
“Broken Home” akan berpengaruh negatif pada perkembangan pribadi anak seperti
rendah diri, suka berontak, nakal dan sebagainya.
2. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu (atau ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan
sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Pengertian olmu menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut :
Ashley Montagu
menyebutkan bahwa “Science is a systemized knowledge services form observation,
study, and experimentation carried on under determine the nature of principles
of what being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam
suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk
menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).
Harold H.
titus mendefinisikan “Ilmu (Science) diartikan sebagai common science yang
diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau
peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan
kritis).
Dr. Mohammad Hatta
mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut
kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari dalam.”
Drs. H. Ali As’ad
dalam buku Ta’limul Muta’allim menafsirkan ilmu sebagai :
“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”
“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”
Contoh: Ilmu
Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang
bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi
hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke
dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh
ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari
bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi
perawat.
Ilmu (Bahasa
Inggeris:Knowledge)merujuk kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara,
yang mana ia merupakan kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara sedar.
Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
Biasanya, ilmu
adalah hasil daripada kajian trhadap sesuatu perkara. Dalam hal ini, ilmu
sendiri juga boleh menjadi sasaran kajian dan menghasilkan apa yang dikenali
sebagai "ilmu mengenai ilmu", yakni epistemologi.
Ciri-ciri Ilmu
adalah sebahagian daripada aspek kognitif yang terdapat dalam diri manusia.
Maka dengan itu ilmu adalah berkaitan dengan aspek kognitif manusia yang lain
seperti pengetahuan, pengalaman, dan juga perasaan. Tetapi pada masa yang sama,
ilmu adalah berbeza dengan perkara-perkara ini dan ciri-cirinya adalah seperti
berikut:
Ciri ini
membezakan ilmu dengan perasaan dan pengalaman. Contohnya, sesetengah
"pengalaman diri" seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui
bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat dipertuturkan melalui
bahasa.
Ilmu mempunyai
nilai kebenaran Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri
ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi
unsur-unsur tahayul.
Ilmu adalah
objektif. Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah
menurut keinginan ataupun kesukaan seseorang individu. Ilmu diperolehi melalui
kajian.
Ilmu adalah
hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh
ilmu itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Kandungan Ilmu
sentiasa bertambah Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertemabahan,
pemantapan dan penyempurnaan.
ilmu adalah
sesuatu yang membedakan kita dengan mahluk tuhan lainnya seperti tumbuhan dan
hewan.. dengan ilmu kita dapat melakukan,membuat,menciptakan sesuatu yang dapat
membawa perbedaan yang lebih baik bagi diri kita sendiri.
Berbeda dengan pengetahuan,
ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab
sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah
sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4].
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu
alam yang telah ada lebih dahulu.
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Sifat-sifat ilmu
Dari definisi
yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita dapat melihat bahwa
sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu
yang...
- Berdiri secara satu kesatuan,
- Tersusun secara sistematis,
- Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
- Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
- Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.
- Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
- Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Pengetahuan
adalah informasi
atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan
termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,
hipotesis,
konsep,
teori,
prinsip
dan prosedur
yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar
atau berguna.
Dalam pengertian
lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan
yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang
lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan
empiris
atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan
pengamatan dan pengamatan
yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga
dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan
dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia
yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk
memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang
manajemen organisasi.
Selain
pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi
yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika,
hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris,
melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Pengetahuan
tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan
sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak
untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan
kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan
menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Pengetahuan
adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki
manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri dan kehidupanya.
Sementara
sumber-sumber pengetahuan adalah berasal dari tahu akan suatu peristiwa dan
realitas objektif di alam semesta ini, dan tahu adalah hasil daripada
kenal,sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Perbedaan
antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan adalah terletak pada konsep dari
keduanya, dimana pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkn ilmu pengetahuan
lebih sistematis dan reflektif, sesuai dengan pengertiannya bahwa ilmu
pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusiayang telah dibakukan
secara sistematis. Dengan demikian pengetahuan jauh lebih luas daripada ilmu
pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala sesuatuyang diketahui manusia
tanpa perlu berarti telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup
penalaran, penjelasan tentang manusia mengetahui sesuatu, jugamencakup praktek
atau kemampuan teknis dalam memecahkanberbagai persoalan hidup yang
belumdibakukan secara sistematis dan metodis.
Dalam beberapa
tahun belakangan ini kita melihat adanya perubahan yang mendasar dari evolusi
kesadaran manusia yaitu mencari indentitas dirinya. Maka dimana-mana muncul
berbagai macam cara untuk memperoleh apa yang dinamakan ilmu pengetahuan
tentang jati diri dan cara memperolehnya. Orang yang membawa ilmu pengetahuan
inipun berbeda dalam ciri dan caranya sehingga muncul juga penafsiran yang
berbeda tergantung sejauh mana pengertian yang ia diperoleh. Ilmu pengetahuan
adalah pengumpulan pengertian tentang suatu hal yang kita dapat karena “tahu”.
Tahu berarti :
- menyerap perangsang indera
- berkesan, dan
- mengerti kesan itu.
Proses dari menerima perangsang
indera bisa kita alami melalui :
- Melihat – indera penglihat.
- Mendengar – indera pendengar.
- Mencium – indera pencium.
- Meraba – indera perasa dan.
- Merasa – indera pengecap.
Banyak orang
mencapai sukses dengan pengetahuan yang dimilikinya. Orang yang memiliki
pengetahuan bisa mengelola sumber daya alam, menciptkan teknologi yang berguna
untuk menusia dan sebagainya.
Dari definisi
diatas makan dapat dikatakan Ilmu pengetahuan secara etimologi merupakan kata
bentukan yang berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Ilmu adalah suatu
hasil darti proses kerja otak, sedangkan pengetahuan yang berkata dasar tahu
artinya sadar/insaf dengan penambahan afiksasi pe-an ( pengetahuan) menjadi
kata benda artinya kumpulan dari hasil kesadaran manusia terhadap sesuatu.
Misalnya kesadaran manusia terhadap fenomena alam maka muncul Ilmu alam,
kesadaran manusia terhadap fenomena sosial maka muncul ilmu sosial, kesadaran
manusia terhadap fenomena kebudayaan maka muncul ilmu budaya dan lain
sebagainya
ilmu pengetahuan dibagi menjadi
2 macam :
- Ilmu pengetahuan exacta
(nyata)
- Ilmu pengetahuan abstrak
(tanpa wujud)
B.
PENERAPAN SOSIALISASI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Proses
sosialisasi merupakan proses tempat, dimana seseorang individu mendapatkan
pembentukan sikap untuk berkelakuan sesuai dengan perilaku kelompoknya. Proses
sosialisasi membuat seorang individu
berkembang menjadi suatu pribadi atau makhluk sosial yang tahu berprilaku di
tengah-tengah masyarakat.
Media atau agen
sosialisasi :
-
Keluarga (kinship)
-
Teman pergaulan
-
Lembaga pendidikan formal
(sekolah)
-
Media massa
-
Agen-agen lain
Bentuk sosialisasi :
-
Sosialisasi
Primer : merupakan proses sosialisasi yang terjadi pada saat anak masih kecil
sekitar usia 0 sampai 4 tahun.
-
Sosialisasi
Sekunder : merupakan proses sosialisasi yang terjadi setelah sosialisasi primer
dan berlangsung sampai akhir hayatnya.
Tahap Sosialisasi :
-
Tahap persiapan (Preparatory
Stage)
-
Tahap meniru (Play Stage)
-
Tahap siap bertindak (Game
Stage)
-
Tahap penerimaan norma kolektif
(Generalized Stage)
Sosialisasi
akan membentuk kepribadian dipengaruhi oleh Faktor Pembentuk Lainnya dan Dasar
Perkembangan.
Faktor
Pembentuk kepribadian :
-
Kebudayaan
-
Warisan biologis
-
Pengalaman
kelompok dan individu
-
Lingkungan fisik
Dasar
Perkembangan kepribadian :
-
Sifat dasar
-
Lingkungan
prenatal
-
Perbedaan
perorangan
-
Lingkungan
-
Motivasi
Tahap-tahap Pembentukan
Kepribadian :
Menurut Freud
l Tahap Oral (mulut)
l Tahap Anal
l Tahap Phallic
l Tahap Latency
l Tahap Genital
Menurut
Jung
l Usia anak (Childhood)
l Usia Pemuda
l Usia Pertengahan
l Usia Tua
A. Hubungan Antara Sosialisasi
Dengan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi adalah sebuah proses mempelajari dan
menghayati norma serta perilaku yang selaras dengan peran peran sosial yang
berlaku dalam suatu masyarakat.
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan kepribadian
Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila
seseorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia
hidup sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi. Kepribadian
adalah abstraksi dari pola perilaku manusia secara individual. Jadi,
kepribadian merupakan ciri-ciri atau watak yang khas dari seorang individu
sehingga memberikan identitas yang khas bagi individu yang bersangkutan.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa
kepribadian merupakan abstraksi atau pengorganisasian dari sikap-sikap seorang
individu untuk berprilaku dalam rangka berhubungan dengan orang lain
(berinteraksi sosial) atau menanggapi suatu hal yang terjadi dalam lingkungan
masyarakatnya. Dengan kata lain, pola prilaku yang merupakan perwujudan dari
kepribadian seorang individu akan disesuaikan dengan sistem nilai dan norma
yang berlaku dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya.
Akan tetapi nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat
akan sulit terwujud jika tidak disosialisasikan kepada seluruh anggota
masyarakat. Dibutuhkan proses belajar atau sosialisasi untuk mencapai
kesesuaian antara kepribadian dan nilai atau norma tersebut. Dengan demikian,
kepribadian dapat menjadi acuan (blue print) bermasyarakat yang disebut
kebudayaan. Sebaliknya sifat kebudayaan yang dinamis akan memerlukan
sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakat saling keterkaitan antara
kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan (life cycle).
B. Pembentukan Kepribadian
Sebagai Hasil Sosialisasi
Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang
unik, tetapi karena mereka memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip,
baik yang berasal dari rumah maupun sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang
hampir serupa. Seseorang akan mencari pola perilaku atau sikap dan nilai-nilai
yang ditekankan oleh kebudayaannya sebagai hal yang penting untuk mencapai
kebiasaan dan prestasi pribadi.
Kepribadian
merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, nilai yang memengaruhi
seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan. Kepribadian
merupakan gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan yang dapat dilihat
seseorang. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kepribadian tidak hanya
terlihat dari ciri-ciri fisik, seperti rambutnya keriting atau kulitnya yang
hitam saja, tetapi juga ciri lainnya, seperti kebiasaan dan sikapnya.
Kepribadian
terbentuk, hidup, dan berubah sejalan dengan proses sosialisasi.
C. Penerapan Pengetahuan
Sosiologi di Masyarakat
Sosiologi adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya dengan
lingkungan di mana masyarakat bertempat tinggal. Kajian tersebut memberikan
pengetahuan bagi siapa saja yang mempelajari. Pengetahuan sosiologi memberikan
manfaat dan dapat diaplikasikan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari untuk
menunjang keberhasilan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Pengatahuan
sosiologi dapat diterapkan dalam proses sosialisasi yang secara tidak langsung ikut
berperan serta dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Oleh karena itu,
peranan pengetahuan sosiologi dalam proses sosialisasi yang secara tidak
langsung ikut membentuk kepribadian seorang individu mempunyai hubungan yang sangat erat, karena ilmu
pengetahuan sosiologilah seorang individu dapat dibentuk kepribadiannya
sedemikian rupa hingga menjadi seorang individu yang berprilaku sebagaimana di
kalangan masyarakat tempat tinggalnya.
D. Penerapan Pengetahuan
Sosiologi Tentang Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Pengetahuan
sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian membantu
seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam
masyarakat agar mempunyai kepribadian
yang baik.
= contoh : seorang ibu akan
mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, tidak melakukan kekerasan fisik atau
emosional memberikan teladan yang baik, menumbuhkan sikap tolong-menolong, dan
sikap saling menghargai sesama manusia.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang meberikan pemecahan
atas berbagai masalah dengan pendekatan kemasyarakatan. Sosiologi sangat
berkaitan erat dalam pembentukan kepribadian seseorang. Pengetahuan sosiologi
dapat diterapkan di dalam masyarakat untuk membantu dalam pembentukan
kepribadian seseorang agar perilakunya sesuai dengan norma-norma yang dianut
oleh masyarakat setempat. Pengetahuan sosiologi dapat membantu dalam proses
sosialisasi, maksudnya adalah apabila pengetahuan sosiologi yang dianut oleh
suatu masyarakat itu salah, maka akan menyebabkan proses sosialisasi itu akan
membentuk kepribadian seseorang pun mengikuti masyarakat sekitarnya yang memang
sudah menganut suatu pengetahuan sosiologi yang salah.
Tim
Sosiologi.2007.Sosiologi,Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat.Jakarta:Yudhistira
Murdiyatmoko, Janu.2007.sosiologi,Memahami dan Mengkaji Masyarakat.Jakarta:Grafindo
Media Pratama
Sumber internet:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar